Bahasa Indonesia Dari Masa Kemasa
Hal yang wajar bagi sesama manusia adalah saling berinteraksi karena manusia adalah mahkluk sosial. Dalam berinteraksi inilah kita memerlukan sebuah alat penghubung dengan orang lain atau biasa kita sebut dengan istilah Bahasa. Menurut KBBI ( Kamus Besar Bahasa Indonesia) arti dari Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang digunakan oleh anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri.
Bahasa tentu berubah dari masa ke masa tak mengherankan bahwa kehidupan berbahasa sekarang ini juga sangat berbeda dengan kehidupan berbahasa orang tua kita dulu atau bahkan pada era kakek-nenek kita. Perbedaan itu dapat dilihat dari banyak sisi mulai dari gaya berbahasa, kosakata, dan logat Bahasa yang digunakan.
Seperti yang kita ketahui negara Indonesia yang terdiri dari banyak sekali suku bangsa. Tiap daerah memiliki bahasanya sendiri. Oleh sebab itu untuk mengatasi perbedaan terciptalah Bahasa Indonesia, dimana Bahasa Indonesia ini menjadi Bahasa resmi bangsa ini. Kalau kita perhatikan Bahasa Indonesia ini sangat mirip dengan bahasa negara tetangga kita yaitu Malaysia atau Singapore (di sebagan wilayah).
Semua orang juga tahu ya. Lalu kenapa itu bisa terjadi? Hal ini karena negara kita masih serumpun dengan mereka. Kalau kita lihat jejak sejarah nenek moyang kita dahulu, kita akan tahu bahwa akar dari Bahasa Indonesia adalah bahasa Melayu.
Menurut sejarah Indonesia, dalam peristiwa Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928. Saat itu para pemuda memlih Bahasa Indonesia (dulu Bahasa Melayu) sebagai Bahasa Pemersatu bangsa. Hal itu didasari oleh keinginan para pemuda untuk bersatu, lalu salah satu alat pemersatu mereka yang berasal dari berbagai daerah yaitu melalui Bahasa. Sekarang kita kenal dengan dengan Bahasa Indonesia.
Sejarah Bahasa Indonesia
Dari sudut linguistik Bahasa Indonesia adalah variasi dari Bahasa Melayu Riau yang telah mengalami pembakuan dan perkembangan. Sejak abad ke-7 Bahasa Melayu sudah sejak lama digunakan untuk bahasa sehari-hari masyarakat di Asia Tenggara. Hal ini juga dibuktikan dengan penemuan sejumlah Prasati. seperti prasasti Kedukan Bukit di Palembang bertahun 684, prasasti Kota Kapur di Bangka Barat bertahun 686 , prasasti Karang Brahi antara Jambi dan Sungai Musi bertahun 688 yang bertuliskan Prae-Nagari dan berbahasa Melayu kuno. prasasti Gandasuli di Jawa Tengah bertahun 632 dan prasasti Bogor bertahun 942 yang berbahasa Melayu Kuno menunjukan bahwa bahasa tersebut tidak saja dipakai di Sumatra, tetapi juga dipakai di Jawa.
Bahasa Melayu inilah yang mengalami proses pembakuan pada awal abad ke-20. Sampai saat ini, yang kita kenal dengan bahasa Indonesia merupakan bahasa yang hidup dan terus berkembang dengan pengayaan kosakata baru, baik melalui penciptaan maupu melalui penyerapan dari bahasa daerah dan bahasa asing
Perkembangan Bahasa Indonesia
1. Bahasa Pemersatu
Bahasa Indonesia pada awalnya diikarkan oleh para pemuda kembali pada tahun 1928 pada tanggal 28 Oktober dalam Sumpah Pemuda.
2. Bahasa Resmi Negara
Bahasa Indonesia menjadi bahasa resmi yang digunakan selama 54 sejak ditetapkan dalam pasal 36 UUD 1945 pada tanggal 18 Agustus. Hal ini ditandai dengan pembacaan teks proklamasi oleh Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta. Fase awal bahasa Indonesi sebagai bahasa pemersatu menjadi bahasa resmi negara. Adapun pergantian ejaan dari ejaan Van Ophuijsen (dari masa jajahan Belanda) menjadi ejaan Suwandi karena dianggap lebih menunjukan rasa nasionalisme yang tinggi hingga sekarang disempurnakan menjadi Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)
3. Bahasa Internasional
Bahasa Indonesia sebagai bahasa internasional merupkan fase lanjutan dari dua fase yang ada. Hal ini telah dicanangkan dan dilakukan terbukti dengan adanya Kongres Internasional IX Bahasa Indonesia yang mengambil tempat di Jakarta pada tanggan 28 Oktober hingga 1 November 2018. Bahasa Indonesia ditetapkan sebagai bahasa resmi Konferensi Umum (General Conference) UNESCO. Keputusan itu ditandai dengan diadopsinya Resolusi 42 C/28 secara konsensus dalam sesi pleno Konferensi Umum Ke-42 UNESCO pada 20 November 2023 di Markas Besar UNESCO di Paris, Perancis.
Bahasa Indonesia masih terus mengalami perkembangan dan penambahan suku kata setiap tahunnya. Saat ini ada 127.000 kosakata yang telah resmi dan memiliki arti di KBBI. Berdasarkan hal tersebut pernah ada pernyataan yang cukup kontroversi dari seorang Youtuber bernama Indah G. Ia mengklaim bahwa Bahasa Indonesia adalah bahasa yang miskin kosakata dibadingkan Bahasa Arab dan Inggris. Kedua Bahasa tersebut sudah memiliki lebih dari 1 juta suku kata.
Setelah pernyataan tersebut muncul banyak sekali tokoh dari berbagai kelangan yang tidak setuju dengan pernyataan Indah.G tersebut dan mencoba meluruskan perkataannya, mereka mengungkapkan beberapa alasan bahwa Bahasa Indonesia itu bukan miskin kosakata. Namun demikian Bahasa Indonesia ialah Bahasa yang terbilang belum lama digunakan. Tercatat Bahasa Indonesia baru pertama kali diresmikan pada tahun 1928, yang jika dihitung hingga sekarang usianya belum ada 1 abad. Sedangkan, Bahasa Inggris sudah ada dan sudah digunakan sejak ber abad-abad yang lalu dan termasuk dalam salah satu bahasa tertua di dunia.
Saat ini usaha untuk memperkaya kosakata Bahasa Indonesia masih terus dilakukan. Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa saat ini masih terus berupaya melakukan pencatatan-pencatatan kosakata baru di KBBI. KBBI cetak maupun daring. Dalam KKBI daring saat ini rutin di muktahirkan oleh Badan Bahasa setiap 6 bulan sekali. Tak hanya itu, Badan Bahasa juga mempersilahkan masyarakat untuk memberikan usulan kosakata baru. Penyerapan kosakata baru umumnya berasal dari Bahasa daerah.
Potensi Bahasa Indonesia menjadi Bahasa yang kaya kosakata sangat besar mengingat muasal Bahasa Indonesia yang di serap dari berbagai Bahasa asing seperti Melayu, Belanda, dan Arab, dan tak lupa juga Bahasa daerah yang mana seperti kita ketahui Bahasa daerah di Indonesia sangat banyak ragamnya karena hampir setiap suku di Indonesia memiliki bahasanya sendiri. Tentunya untuk mencapai hal tersebut memerlukan waktu yang tidak singkat. Sebab prosesnya tidak mudah dan tentunya Badan Bahasa perlu menyaring kosakata yang berasal dari bahasa daerah maupun dari Bahasa asing agar sesuai kaidah yang berlaku.
Bahan bacaan: https://jurnal.unived.ac.id/index.php/mude/article/view/2520